Search This Blog

Monday, November 13, 2017

Puisi-puisi Havidz Antonio (5)



Aku Hanya Seorang Pria Kesepian

Sepi, kujalani hari-hari
Pagi, siang, malam, terasa sunyi
Seperti hujan tanpa pelangi
Bagai malam tak berembulan

Kawan, kadang aku bertindak gila di depanmu
Berbuat onar, jahil tak karuan
Semata hanya untuk membuat kalian senang
Agar kalian tak meninggalkanku
Karena aku tak sanggup hidup sendiri

Aku hanya seorang pria kesepian

Dalam keramaian aku hampa
Ada lubang kosong menganga di tengah hati
Barangkali perlu diisi
Oleh cinta, cinta sejati

Sebuah rumah
Ya, rumah
Tempat di mana ada orang-orang yang mencintaiku
Membutuhkanku
Merindukanku

Di manakah bisa kutemukan rumahku?
Tolong kasih tahu aku! 
Aku pria kesepian
Aku ingin pulang ke rumah


Aku Ingin Pulang ke Bintang

Payah, waktu berputar amat cepat
Atau langkahku saja yang terlalu lamban?
Selalu berada di tempat yang tidak tepat.
Seperti mencari embun di angka delapan.

Jangan tanya padaku, "Berapa lama kau mampu bertahan?"
Apalagi dengan suara manja di tengah peperangan
Jangan tanya pula, "kapan kau akan berhenti?"
Karena tak tahu aku jawabannya, hanya bisa bernyanyi, tanpa lagi merutuki dan bermimpi.

Aku selalu mencarimu
Kau tak ada di kakiku, di tanganku, di bibirku, di otakku
Di mana kau?
Mungkinkah kau telah mati?

Waktuku tidak lagi lama
Aku akan segera pulang ke bintang
Aku ingin turut membawamu ke sana
Cahaya yang kutahu telah hilang

Aya
 Sepeda tua,
tergeletak di belakang rumah
Besinya sudah berkarat, tetap kurawat
Lalu kukayuh menyusuri pematang, memungut serpihan kenangan yang berkelabat,

pada sosok lelaki cemara berbau sangit
Kulitnya legam terpanggang matahari langit
Saban sore aku didudukkan di belakang jok sepeda onta
Berpuisi ia, tentang apa saja, aku mendengarkan sambil makan kembang gula

Ilalang padi, kerikil, kawanan Bondol Peking, senja hari,
jadi pukau puisi,
menghiasi hati lelaki dan si kecil
Tersimpan hingga kini,

di ujung jalan si kecil bersauh
Terngiang suara di antara desau
"Jika nanti ananda dewasa, carilah cinta yang bersahaja"
"Iya aya, aya tercinta"

Ayah,
kini si kecil telah dewasa
Belum temukan cinta sahaja
Yang kasihnya seluas samudra seperti kasihmu
Yang memberi banyak warna seperti warna yang kau beri di masa kecilku

Ayah,
dalam puisi aku merindukanmu
Ayah,
damai di rumah Tuhan, aku selalu menyayangimu
Ayah,
Dengan sepeda tua, kuantarkan peluk untukmu


No comments:

Post a Comment

Inilah 5 Fakta One Piece yang Menarik dan Jarang Diketahui oleh Banyak Orang

Mungkin untuk para pecinta anime, banyak yang sudah mengetahui fakta tersembunyi dari One Piece. Namun, sebenarnya masih ada banyak lag...