Search This Blog

Tuesday, January 14, 2020

Baphomet





Mendadak, ruangan itu gaduh. Adis, mahasiswi sejarah yang duduk di tengah kelas, tiba-tiba matanya melotot seakan mau keluar. Kemudian dia berteriak-teriak kalap seperti orang kesurupan. Dan memang kesurupan. Adis mengobrak-abrik kursi, tas, laptop, buku-buku hingga terpelanting menabrak dinding kelas. Pak Dosen panik. Semuanya panik. Beberapa cowok di dalam kelas itu mencoba menenangkan Adis. Yang cewek menyingkir ke sudut-sudut ruangan, ketakutan. Adis mengamuk tak karuan. Lalu, satu persatu orang yang ada dalam ruangan itu bertingkah seperti Adis. Bahkan, Pak Dosen pun ikut mengamuk. Semuanya kesurupan. Semuanya meracau. Kecuali seorang cowok berkaca mata tebal. Dia ketakutan. Dia menghambur keluar kelas mencari pertolongan.
Lalu keesokan harinya tempampang jelas pada judul koran nasional: Satu Kelas Universitas Semarang Kerasukan Arwah.
***
"Lo mesti lihat ini, Bay," Kata Mario. Dia menyerahkan sebuah flasdisk pada Bayu.
Mario dan Bayu sudah bersahabat sejak SMA. Mereka pun memilih satu kampus yang sama. Meskipun berbeda agama, Bayu yang taat menjalankan lima waktu, Mario tak pernah absen ke gereja setiap hari Minggu kecuali ada halangan yang penting, mereka bisa saling bertoleransi.
"Ini flasdisk milik Adis. Di dalam flasdisk ini, gue kira ada jawaban kenapa Adis jadi bertingkah seperti itu," kata Mario gamang.
"Dimana lo temukan ini, Yo?" tanya Bayu. Pandangannya masih tertuju pada pacarnya yang terbujur diam di atas dipan rumah sakit. Selang infus menjulur ke tanganya. Adis koma setelah berhari-hari kerasukan roh jahat, begitu kata orang-orang.
"Kemarin, saat satu kelas kerasukan. Gue berhasil amankan laptopnya, remuk tapi kayaknya masih bisa diperbaiki. Fd ini nyangkut. Lepi ada di rumah sekarang. Yang bikin gue kaget file dalam fd ini," ucap Mario sambil membetulkan kacama bulatnya yang miring.
Bayu segera mengambil laptop di tasnya. Setelah menghidupkan benda itu, Dia menyolokkan Fd yang diberikan Mario ke laptop. Di dalam Fd ada sebuah file, rancangan-rancangan skripsi Adis. Tulisan-tulisan mentah yang acak.
Bayu tercengang dengan isi file tersebut. Dia seperti dibawa untuk mengingat mitos-mitos dan teori konspirasi.
Rancangan Skripsi milik pacarnya itu menghidupkan lagi teori-teori lama sebuah sejarah kuno. Judul rancangan skripsi Adis, "Sinkronitas Simbolisme Satanic Pada Wilhelminaplein"
***
Raga Adis memang sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Tapi jiwanya sekarang berada pada sebuah ruangan yang berpencahaya kelam. Dia tidak bisa bergerak. Tangan dan kakinya diikat pada sebuah meja datar yang dingin bergambar sebuah pentagram. Orang-orang berjubah hitam dan bertopeng paruh burung mengerumuninya. Obor-obor menyalakan api di sudut-sudut ruangan, remang-remang.
Orang-orang berjubah hitam dan bertopeng paruh burung itu bernyanyi. Sebuah nyanyian pemujaan. Sebuah ritual pemujaan tengah berlangsung. Adis gemetaran di tempatnya. Dia ingin berteriak namun tak ada sepatah kata pun yang keluar. Orang-orang itu mengelilingi Adis seolah Dia adalah pusat gravitasi. Nyatanya, Adis adalah tumbal ritual itu.
Dibakarlah tubuh Adis dengan api dari obor di tangan seseorang berjubah hitam dan bertopeng paruh burung itu. Tubuh Adis dilalap api membara. Seperti kayu dalam perapian tua. Adis menjerit putus asa. Dalam balutan bara api itu, Adis bisa melihat sosok yang lebih mengerikan dari api yang melahapnya. Sosok yang membuat merinding siapa saja: sebuah kepala kambing bertanduk tiga. Dia yang disebut-sebut sebagai raja setan: Baphomet.
***
Bayu dan Mario sudah berada di halaman depan bangunan bersejarah Lawang Sewu sekitar pukul sembilan malam. Lawang Sewu, sebuah bangunan kuno peninggalan zaman Belanda terletak di sebelah barat Tugu Muda Semarang. Salah satu bangunan tua kebanggaan kota Atlas itu dibangun pada 27 Febuari 1904. Bangunan yang terkenal sangat angker. Bahkan pernah dijadikan lokasi uji nyali beberapa stasiun televisi.
"Membaca catatan Adis, gue jadi ingat novel yang membahas simbol-simbol pagan di Musium Fatahillah Jakarta," kata Mario yang juga mahasiswa jurusan sejarah seperti Adis. Sedikit banyak dia tahu tentang simbol-simbol kabbalah dan teori konspirasi.
"Maksudmu, hal-hal berbau simbol pagan di Musium Fatahillah juga ada di lawang sewu?" tanya Bayu meminta keyakinan.
"Bisa jadi. Baik musium Fatahillah maupun Lawang Sewu adalah bangunan yang dibuat Belanda. Sejak Maret 1602, Belanda yang menjajah bangsa kita ini lebih terkenal dengan nama VOC. Dan bukan hal yang rahasia lagi jika VOC adalah organisasi layar Vrijmetselaren, kelompok persaudaraan Freemansory."
"Maksudmu persaudaraan penyembah setan itu betulan ada?"
"Penyembah setan, pemuja setan atau okultisme adalah salah satu tuduhan yang di alamatkan pada kelompok itu. Mason awalnya adalah kelompok persaudaraan tukang batu di Scotlandia. Dan Mason adalah perkembangan dari kelompok Illuminati," papar Mario.
"Illuminati? Kelompok persaudaraan tua yang menjaga kerahasiaan Holly Grail? Maria Magdalena, bunga mawar milik Yesus Kristus? Cikal bakal dari pasukan templar?"
Mario mengangguk.
"13 Oktober 1307, hari pembantaian pasukan Templar karena di anggap menyimpang oleh Gereja.”
"Lihat catatan Adis, dia menyebut tugu muda sebagai The Sacred Sextum," ucap Bayu sambil memperlihatkan file catatan pacarnya yang sudah dia pindahkan dari laptop ke smartphone pada Mario.
"The Sacred Sextum atau Hexagram adalah simbol Freemason yang sangat terkenal. Simbol penis atau phallus yang sedang ereksi digambarkan seperti piramida. Kelamin cewek digambarkan sebagai piramida terbalik atau cawan. Simbol persetubuhan, simbol suci milik Freemason. Monas, Obseliks di Mesir, Eifel Tower dan masih banyak lagi. Semua itu  terinspirasi dari simbol  persetubuhan suci milik Freemason.  Penyatuan. Phalus dengan Cawan, antara Mars dengan Venus, antara Maskulinitas dengan Feminitas. Kemudian menjadi simbol Hexagram yang sekarang dikenal sebagai salah satu simbol terkuat dunia modern," Mario menjelaskan. Bayu kagum pada kepandaian sahabatnya itu. Dari dulu Mario memang tak bisa lepas dari buku. Dia kutu buku sejati.
Baik Mario dan Bayu sama-sama memandang Tugu Muda dari halaman depan lawang sewu dengan perspektif berbeda dari sebelumnya.
"Ya, meskipun kita ngerti kalau Tugu Muda tidak dibagun di zaman VOC tapi Freemaason selalu ada di mana-mana. Dari waktu ke waktu. Dari zaman ke zaman. Menyebarkan energinya ke seluruh dunia,"
Bayu mendesah getir, "Ayo kita ke dalam untuk membuktikan catatan-catatan Adis."


Tugu Muda Semarang Tampak Seperti  The Sacred Sextum, perpaduan Mars dan Venus.


***
Suasana Lawang Sewu malam ini tampak sepi senyap. Bayu dan Mario menuju ke gedung utama Lawang Sewu setelah membayar karcis. Hanya sepuluh ribu. Mereka berjalan dengan pikiran gelisah. Mereka cuma punya waktu setengah jam sebelum lawang sewu ditutup untuk umum.
Mereka ingin mencari simbol-simbol Freemason seperti yang ditulis Adis dalam catatan mentahnya. Seperti beberapa anak tangga pada gedung utama yang berjumlah tiga belas (angka keramat bagi persaudaraan Freemason), key stoone (batu kunci) berukiran bunga mawar, Mata Horus, simbol Hexagram, The Skull and Bone Symbol, simbol Tulang dan Tengkorak. Dan beberapa undakan dengan kode 666.
Lawang Sewu dengan aura mistik dan horornya, membuat Bayu dan Mario bergidik ngeri. Sempat terpikir untuk mundur. Keangkeran lawang sewu sudah mashyur. Konon, seseorang yang masuk ke dalam gedung sendirian bisa tersesat dan tak bisa menemukan jalan keluar, tersesat ke dalam dunia lain. Konon, ruangan bawah tanah dijaga oleh seekor ular besar berkepala manusia. Konon, terowongan bawah tanahnya terhubung sampai ke singgahsana nyai Ratu Roro Kidul. Sederet penampakan seperti hantu serdadu Belanda dan noni Belanda. Bahkan suara-suara jeritan di penjara jongkok.
"Mau apa kalian?" Tiba-tiba seseorang berdiri di depan Mario dan Bayu. Sontak kedua cowok itu terkaget.
Salah satu petugas keamanan. Seorang lelaki tua yang tampak seharusnya sudah pensiun. Wajahnya pucat, keriputnya banyak, ada tai lalat di bawah alisnya, besar. Lelaki tua itu memandang mereka dengan pandangan tidak bersahabat.
"Bocah kok kandanane do angel*," dengus si lelaki tua.
"Punten Pak, Kita cuma mau lihat-lihat sambil foto-foto kok, Pak," ucap Bayu sopan.
"Ojo goroh. Kalian ini ora ngerti bahaya gede. Malah digae dolanan. Kancamu seng wedok kae wes tak kandani tapi ora digubris. Nglakoni ritual nganti Setane metu. Wes kono do balek. Sholat, jalok seng gae urip ben do gak kenopo-nopo**."
Bayu dan Mario saling berpandangan, terkejut atas perkataan Bapak ini. Teman perempuan? Ritual? Setan keluar? Apa maksudnya?
Bapak itu berbalik lalu berjalan meninggalkan Bayu dan Mario. Langkah orang tua itu begitu cepat. Bayu berusaha mengejar bapak tua itu. Namun saat melewati belokan, Bapak tua itu sudah tidak ada. Seolah lenyap ditelan malam.
Baik Bayu maupun Mario hanya bisa terkaget-kaget. 
"Apa maksudnya kata Bapak tadi?" ucap Bayu tak mengerti. "Apa yang dia maksud seorang gadis itu adalah Adis? Lalu ritual apa yang dimaksud? Ritual sehingga setan bangkit."
Mendengar kata ritual, Mario teringat sesuatu. "Bay, coba pinjam hape lo. Gue mau lihat catatan Adis."
Bayu memberikan hapenya ke Mario. Dengan wajah serius Mario mencari-cari sesuatu dalam catatan Adis.
"Coba lo denger ini.  I see a little silhouetto of a man. Scaramouche, will you do the Fandango. Thunderbolt and lightning, very, very fright'ning me. Galileo, Magnifico. I'm just a poor boy, nobody loves me. Spare him his life from this monstrosity. Easy come, easy go, will you let me go. Bismillah! No, we will not let you go. Mama mia, let me go Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me."
Bayu yang hobi karaoke seketika mengenali kalimat itu. "Itu bukannya lirik lagunya Queen? Bohemian Rhapsodi?"
"Ya, gue juga baru ngeh. Banyak kontroversi mengenai lagu ini. Salah satu yang paling diyakini, lagu ini menceritakan tentang ritual pengorbankan seorang anak lelaki untuk sesembahan Iblis. Ritual dari kelompok Masonik," kata Mario bergidik ngeri.
"Jangan gila lo, Mario? Nggak mungkin Adis melakukan ritual gila itu. Emang dia cewek pendiam dan misterius. Tapi selama gue pacaran sama dia, nggak ada tanda-tanda dia pernah melakukan ritual-ritual mistik kayak gitu."
"Bukan," ucap Mario tiba-tiba.
"Maksudnya?" Bayu makin tak mengerti.
"Adis bukan melakukan ritual pengorbanan Iblis. Tapi melakukan ritual pemanggilan Iblis," ucap Mario dengan wajah pucat.
Bayu ingin membantah tapi dia urungkan. Adis selama ini tampak seperti gadis biasa pada umumnya. Rasanya tidak percaya, Adis bisa berhubungan dengan hal-hal mistis seperti itu.
"Catatan milik Adis memang tidak konstruktural. Masih acak-acakan. Masih mentah. Tapi coba lihat yang ini." Mario menyerahkan hp itu ke pemiliknya.
Bayu membaca pada bagian yang ditunjukan Mario.
"Pentacle, dupa, lilin-lilin dan mantra-mantra ini membingungkanku. Tapi aku tetap mencobanya. Dan aku harus ingat. Jangan pernah memberikan nama lahirku pada mereka atau aku akan celaka." Bayu membaca catatan Adis secara seksama.
"Lo pernah baca Bartimaeus Trilogi?" tanya Mario. Bayu menggeleng tidak mengerti.
"Iti novel karya Jonathan Stroud dari Inggris."
"Hubungannya apa?"
"Gue inget aja, catatan Adis mengingatkan pada ritual pemanggilan Jin seperti dalam novel itu."
“Ini semakin tak masuk akal! Freemason? Ritual Iblis? Pemanggilan jin?” Bayu mengerang.
"Ehem." seseorang menepuk pundak Bayu. Terlonjak kaget Bayu dan Mario. Lagi-lagi seorang penjaga gedung Lawang Sewu.
"Maaf Mas. Mau ditutup." ucap si Penjaga. Seorang lelaki muda berkulit hitam.
"Ya, Mas." Ucap Bayu. Akhirnya Bayu dan Mario tidak bisa melanjutkan tujuan mereka, membuktikan simbol-simbol Satanic di lawang sewu. Mereka memutuskan untuk pulang.
"Mas, Bapak penjaga yang punya tahi lalat di bawah alis sekarang dimana? Saya mau ngomong sama beliau," kata Mario.
 Dengan wajah bingung, si Penjaga berkata, "Bapak penjaga yang mana, Mas? Malam ini saya sendirian yang jaga."
Baik Mario dan Bayu saling berpandangan getir. Mereka ngacir.
***
Bayu mengendarai scoopy putihnya menuju ke kostnya. Mario membonceng di belakang.
Dalam perjalananan Mario sibuk dengan pikirannya. Banyak hal yang mengganggu pikirannya. Banyak pula rahasia yang dia simpan. Ia yang diam-diam mencintai Adis, pacar sahabatnya itu. Tak mungkin dia merebut Adis dari Bayu. Perasaan itu sering membuatnya tersiksa. Antara cinta dan persahabatan. Tiap hari Mario dihantui perasaan gelisah. Walau pada akhirnya dia memilih untuk mempertahankan persahabatannya dengan Bayu. Menutup rapat-rapat perasaannya.
Pula dengan rahasia mengapa hanya dia yang tidak kerasukan ketika satu kelas mengalami kerasukan. Jimat sero, ia yakin karena jimat pemberian kakeknya itu. Jimat itu memang terbuat dari ekor Sero. Garangan. Kakeknya memberikan jimat itu ketia dia berumur dua belas tahun. Dan sejak membawa jimat itu kemana-mana banyak lucky yang terjadi. Pernah ia tertabrak sebuah Sedan saat bersepeda. Tak terluka apa-apa ia, padahal sepedanya remuk. Pernah juga seseorang melemparkan batu ke arahnya saat terjadi tawuran antara SMA-nya dengan SMA sebelah. Kurang semili batu itu menghamtam kacamatanya, meremukkam matanya.
Mario juga ingat beberapa hari yang lalu dia begitu dekat dengan Adis. Pacar sahabatnya itu sering menghabiskan waktu bersamanya. Berdiskusi, membahas sejarah kelompok Mason, sejarah Lawang Sewu, peranan VOC dan ritual-ritual kuno. Awalnya Mario hanya menganggap diskusi mereka itu hanya soal menambah wawasan untuk memperkaya tugas skripsi mereka.
***
"Bay, belok. kita ke rumah sakit," kata Mario tiba-tiba.
"Apa nggak kemaleman? Di sana sudah ada keluarga Adis yang jagain."
"Perasaan gue nggak enak. Nggak tenang," kata Mario gelisah.
"Yaudah, gue belok. Sebenernya gue juga nggak tenang."
***
Ada kegaduhaan di kamar tempat Adis dirawat. Tampak suster, petugas kebersihan, Pak Satpam, kakak lelaki dan adik lelaki Adis, mereka sedang memegangi tubuh Adis yang kelonjotam. Kedua tangan dan kaki Adis diikat pada ujung-ujung tiang dipan. Mario dan Bayu yang baru sampai langsung panic melihat tragedy ini. Apa yang tengah terjadi?
Adis kembali kerasukam roh jahat. Itu informasi yang langsung Bayu dan Mario dapatkan.
"Ustazd akan segera datang," kata kakak lelaki Adis. “Dia sudah setengah jam seperti ini. Ini bukam penyakit biasa. Ini kerasukan roh jahat.”
Aarrrrg... Aarrrrrg... Adis gelonjotan.
Tak lama kemudian Ustazd Sulaiman datang, setengah berlari.
"Tolog Ustazd Adik saya,"
Aaarrg... Aaaarg...
"Tolong bantu saya, baca ayat kursi sebanyak-banyaknya," Ustazd Sulaiman berujar. Suaranya tegas, tapi penuh kekuatan.
***
"Aku, Hamba Iblis. Dengarkan!! kalian cucu-cucu Adam. Putra Iblis akan segera bangkit. Kalian akan binasa. Hahaha," kata suara dari dalam tubuh Adis membahana.
"Siapa putra Iblis itu wahai hamba Iblis yang terkutuk." kata Ustazd Sulaiman tanpa sedikit pun gentar.
Suara dari dalam tubuh Adis meraung-raung.
"Satu menyebut dia Baphomet. Yang satu menyebut dia..."
" ... "
"Daajjjjaaalllll"
Demi terdengar nama itu menggema, dinding bergetar, kaca pecah, semua orang yang ada di situ terlempar beberapa meter dari tempatnya, seperti bom molotov telah meledak dahsyat di dalam kamar itu.


Jepara, 19 September 2017

*          Bocah kok sulit dikasih tahu.
**        Jangan bohong. Kalian ini tidak tahu bahaya besar. Malah dibuat main-main. Temen cewekmu itu sudah saya kasih tahu tapi tidak digubris. Melakukan ritual sampai setannya beneran keluar. Sudah, sana pada pulang. Sholat, minta pada Tuhan biar semua baik-baik saja.

Penulis,
Havidz Antonio

No comments:

Post a Comment

Inilah 5 Fakta One Piece yang Menarik dan Jarang Diketahui oleh Banyak Orang

Mungkin untuk para pecinta anime, banyak yang sudah mengetahui fakta tersembunyi dari One Piece. Namun, sebenarnya masih ada banyak lag...