ANALISIS PERMASALAHAN SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MENGGUNAKAN MAZHAB ORGANIS DAN EVOLUSIONER ILMU SOSIOLOGI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS SEMARANG
ILMU KOMUNIKASI KELAS B
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
penjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan anugerah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah
ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah. Dan semoga makalah bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, Jum’at 13 Oktober 2017
Tim Penyusun
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan masyarakat dan lingkungannya.
Sosiologi juga bisa berarti ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan
perubahan sosial. Sejarah ilmu sosiologi berasal dari ilmu filsafat (master scientiarum) yang lahir pada
saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan (Soekanto, 2012: 5).
Sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, baru lahir pada abad ke-18, tepatnya
pada tahun 1842. Orang yang pertama kali memperkenalkan sosiologi sebagai ilmu
adalah seorang ahli filsafat dari Prancis bernama Auguste Comte. Dia juga
disebut sebagai Bapak Sosiologi.
Menurut Comte,
sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan atau observasi terhadap masyarakat,
bukan hanya sekadar spekulasi-spekulasi. Comte menilai sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan paling kompleks dan akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi
merupakan studi positif tentang hukum-hukum dari gejala sosial.
Setelah Comte,
banyak teori-teori sosiologi yang bermunculan, salah satu teori yang muncul
adalah teori dan pandangan dari Herbert Spencer, yang terkenal dengan sebutan
mahzab organis dan evolusioner.
1.2.
Rumusan Masalah
A.
Apa saja mahzab dalam ilmu sosiologi dan
siapa pencetusnya?
B.
Apa hakikat secara luas dari mazhab
organis dan evolusioner?
C.
Apa contoh masalah sosial dan kaitannya
dengan mahzab organis dan evolusioner?
D.
Apa analisis permasalahan sosial
masyarakat dengan menggunakan teori para ahli mahzab organis dan evolusioner?
1.3.
Tujuan
Tujuan
kami membuat makalah adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosiologi dan
mencoba memahami serta menjelaskan salah satu dari mahzab ilmu sosiologi, yaitu
mahzab organis dan evolusioner.
Bab II
PEMBAHASAN
2.1.
Macam-macam Mahzab dalam Ilmu Sosiologi dan Pencetusnya
Setelah Auguste
Comte, ada banyak tokoh sosiologi yang juga turut mengembangkan pemikirannya
dalam kajian sosiologi. Para tokoh dengan pemikirannya ini kemudian
dikelompokkan menurut kelompok pandangannya. Dan kemudian diklasifikasikan
menjadi enam mazhab.
Berikut adalah uraian
tentang enam mazhab dalam sosiologi menurut Soerjono Soekanto:
A.
Mazhab
Geografi dan Lingkungan
Mazhab
ini menilai bahwa masyarakat manusia tidak bisa lepas dari kondisi lingkungan
dan geografisnya, tempat berpijak atau tempat hidup tinggalnya.Teori mazhab ini
menghubungkan faktor keadaan alam dengan faktor-faktor struktur serta organisasi
sosial.
Tokoh-tokoh dari mazhab
ini adalah Edward Buckle dari Inggris (1821-1862), le Play dari Perancis
(1806-1888) kemudian E. Huntington (1915).
B.
Mazhab
Organis dan Evolusioner
Ciri khas dari mazhab ini adalah
kuatnya pengaruh ilmu alam, positivistik dan biologi terhadap kajianya. Mazhab
ini menganalogikan kehidupan manusia dalam bermasyarakat seperti sebuah
organisme makhluk hidup yang berkembang dan mengalami fase-fase perubahan
secara teratur. Tokoh pencetus mahzab ini adalah Herbert Spencer, Sumner, Emile
Durkheim dan Ferdinand Tonnies.
C.
Mazhab
Formal
Mahzab formal
menyatakan bahwa elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui
bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut. Lembaga di dalam masyarakat terwujud dalam
bentuk superioritas, subordinasi dan konflik. Tokoh pencetus mahzab ini adalah George
Simmel, Leopold von Wiese, Alfred Vierkandt.
D.
Mazhab
Psikologi.
Mahzab ini menilai
gejala sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antar jiwa-jiwa
individu, di mana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan
keinginan-keinginan. Tokoh yang mempelopori Gabriel Tarde, Albion Small,
Richard Horton Cooley, L.T Hobhouse.
E.
Mazhab
Ekonomi.
Adalah suatu
ajaran, teori, atau pola pemikiran yang dianut sekelompok ahli di dalam
menghadapi masalah-masalah ekonomi yang timbul di masyarakat. Tokoh pencetus
mahzab ini adalah Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim.
F.
Mazhab
Hukum.
Adalah hukum
yang dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas di dalam masyarakat. Pada
masyarakat yang didasarkan solidaritas menakis terdapat kaidah-kaidah hukum
dengan sanksi-sanksi yang represif, sedangkan sanksi-sanksi respitutif terdapat
atas masyarakat atas dasar solidaritas organis. Tokoh pencetus mahzab ini
antara lain Emile Durkheim, Max Weber, Lawrence M. Friedman, Daniel S. Lev.
2.2.
Hakekat Secara Luas Mazhab Organis dan Evolusioner.
Pada kesempatan kali
ini, kami akan membahas lebih terperinci mazhab organis dan evolusioner sebagai
fokus tendensi atas tugas pembuatan makalah mata kuliah sosiologi.
Pengertian secara umum
dari mazhab organis dan evolusioner adalah suatu mahzab dari ilmu sosilogi yang
menganalogikan kehidupan manusia dalam bermasyarakat seperti sebuah organisme
makhluk hidup yang berkembang dan mengalami fase-fase perubahan secara teratur.
(Gambar di atas
menunjukkan organisme atau individu yang berkembang atau berevolusi)
Tokoh-tokoh sosiolog
yang memengaruhi mazhab organis dan evolusioner adalah:
A.
Herbert
Spencer.
Teori-teori
bidang ilmu biologi, dalam arti luas, banyak memengaruhi teori-teori sosiologi.
Perlu kita tahu, jika sejak abad pertengahan, banyak ahli pikir masyarakat yang
mengadakan analogi antara masyarakat dengan organisme manusia. Beberapa abad
kemudian, pengaruh tersebut muncul kembali. Salah satu pencetus pengaruh
tersebut adalah Herbert Spencer.
Herbert
Spencer adalah orang pertama yang menulis tentang masyarakat atas dasar data
empiris yang konkret. Dalam hal ini dia telah memberikan suatu model konkret
yang secara sadar maupun tidak sadar diikuti para sosiolog sesudah dia. Suatu
organisme, menurut Spencer, akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks
dan adanya diferensiasi (proses pembedaan) antara bagian-bagiannya. Hal ini
berarti adanya organisasi fungsi yang lebih matang antar bagian organisme
tersebut, dan intregasi yang lebih sempurna pula.
Menurut
Spencer, secara evolusioner, organisme akan semakin sempurna apabila memenuhi
tiga kriteria, yaitu kompleksitas (keterhubungan antara segala sesuatu),
diferensiasi (pengelompokkan atas kriteria tertentu) dan integrasi (kecerdasan).
Kriteria itu dapat diterapkan pada masyarakat sosial pada umumnya.
B.
Emilie
Durkheim.
Emilie
Durkheim (1858-1917) pada umumnya dianggap salah satu tokoh utama dalam
perkembangan sosiologi sebagai disiplin ilmu akademis. Dia dilahirkan di Epinal
Perancis yang terletak di Lorraine pada 15 April 1858. Ia berasal dari keluarga
Yahudi Perancis yang saleh dan kakeknya adalah seorang rabi.
Durkheim
menganalogikan masyarakat sebagai organisme yang evolusioner dengan memandang
konsep solidaritasnya.
C.
William
Graham Sumner.
William
Graham Sumner (30 Oktober 1840 - April 12, 1910) adalah seorang akademisi
liberal klasik dari Amerika dan pemegang jabatan guru pertama dalam sosiologi
di Yale College. Selama bertahun-tahun ia memiliki reputasi sebagai salah satu
guru yang paling berpengaruh di sana. Dia adalah seorang yang aktif menulis
dengan berbagai buku dan esai tentang sejarah Amerika, sejarah ekonomi, teori
politik, sosiologi, dan antropologi.
Sumner
menganalogikan masyarakat sebagai organisme yang evolusioner dengan melihat
kebiasaan dan tata krama dalam masyarakat.
D.
Ferdinand
Tonnies.
Ferdinand
Tonnies lahir dalam keluarga Lutheran di wilayah pertanian Jerman yang kemudian
berdaulat menjadi Denmark. Dia mendapatkan gelar doktoralnya di Universitas
Tubingen pada tahun 1877 dan mengajar di Universitas Kiel nyaris selama
pengabdian akademisnya. Dia memulai kuliah privatnya dan menerbitkan karyanya
Gemeinschaft und Gesellscahft).
Tonnies
menganalogikan masyarakat sebagai organisme yang evolusioner dengan pembagian
kelompok masyarakat, yaitu; gemeinschaft
(paguyuban) dan geselschaft
(patembayan). Tonnies mempergunakan kedua bentuk kehidupan sosial tadi sebagai
kriteria untuk menganalisis setiap aspek dari masyarakat.
2.3.
Contoh Masalah Sosial yang dikaikan dengan Mazhab Organis dan Evolusioner.
Karimunjawa adalah
salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Jepara. Karimunjawa merupakan kepulauan di Laut Jawa
dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Pulau
Karimunjawa memiliki pantai dan perbukitan yang memukau. Keindahannya sanggup
menyeret wisatawan, baik lokal maupun luar negeri, untuk berkunjung ke sana.
Dahulu, seiring
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa, muncul berbagai masalah
bagi masyarakat di sana.
Masalah-masalah itu
antara lain:
A.
Minimnya fasilitass yang disediakan
penduduk bagi wisatawan.
B.
Banyak tempat yang belum dikelola secara
baik.
C.
Masih rendahnya SDM penduduk Karimunjawa
guna menfasilitasi wisatawan mancanera (Bahasa Inggris).
Maka, dengan
berbagai permasalahan masyarakat yang timbul itu, menjadikan penduduk
Karimunjawa berpikir untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada. Dan pada
akhirnya, lambat laun penduduk Karimun Jawa berevolusioner menjadi penduduk
yang bisa memenuhi fasilitasi wisatawan, baik dari segi fisik maupun SDM.
Perubahan
penduduk Karimunjawa dari yang dulunya tidak bisa menyediakan fasilitas fisik
dan SDM yang baik, hingga bisa memenuhi segala keperluan wisatawan, bahkan
mengembangkan lebih baik lagi, hal itu seperti analogi atau penggambaran
organisme yang sedang berevolusi. Seperi individu yang berkembang, dari bayi ke
remaja, hingga menjadi manusia dewasa.
2.4.
Analisis Permasalan Masyarakat Karimunjawa berdasarkan Teori Para Ahli Mahzab
Organis dan Evolusioner.
Dilihat dari perspektif Herbert Spencer, masyarakat
Karimunjawa sudah memenuhi kriteria:
A.
Kompleksitas: Masyarakat Karimunjawa
saling memiliki keterhubungan antara satu dengan yang lain. Sehingga timbul
perasaan saling memiliki, saling membantu, dan gotong royong untuk mengatasi
masalah yang ada.
B.
Differensiasi: Masyarakat Karimunjawa
bisa mengelompokkan mana fasilitas-fasilitas yang untuk wisata pantai dan mana
yang untuk wisata perbukitan dan lain-lain.
C.
Integritas: Masyarakat Karimun jawa
sedikit demi sedikit bisa bicara dengan menggunakan bahasa Inggris.
Dilihat dari perspektif Emilie Durkheim: guna untuk
mengatasi berbagai masalah yang ada, dari segi fasilitas fisik maupun SDM,
masyarakat Karimunjawa mempererat solidaritas mereka dengan tujuan tercapainya
kekompakan dalam mengatasi masalah.
Dilihat dari perspektif W.G. Sumner: untuk menjaga
agar wisatawan puas sehingga memungkinkan mereka akan berkunjung lagi, lebih-lebih
mau merekomendasikan ke orang lain, masyarakat Karimunjawa membiasakan untuk
bertata krama yang baik kepada para pengunjung pulau mereka, baik lokal,
nasional maupun manca negara.
Dilihat dari perspektif Ferdinand Tonnies: masyarakat Karimunjawa membuat
kelompok-kelompok kekeluargaan maupun kelompok secara umum agar memudahkan
dalam pelaksanaan mengatasi satu tempat wisata, dengan tempat wisata yang lain.
Bab
III
Penutup
3.1.
Kesimpulan.
Mahzab
organis dan evolusioner adalah suatu mahzab dari ilmu sosilogi yang
menganalogikan kehidupan manusia dalam bermasyarakat seperti sebuah organisme
makhluk hidup yang berkembang dan mengalami fase-fase perubahan secara teratur.
3.2.
Saran.
Di
dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit (problem) yang harus
di selesaikan dengan baik, dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu
menangani dan menyelesaikan konkrit itu secara baik. Memang tidak mudah untuk
dapat menyelesaikan konkrit itu tapi dengan bermodalkan ilmu sosiologi yang di
dapat sedikit demi sedikit jika dilaksanakan dengan baik maka perlahan-lahan sebuah
konkrit itu dapat terselesaikan.
No comments:
Post a Comment