Mendadak,
ruangan itu gaduh. Adis, mahasiswi sejarah yang duduk di tengah kelas,
tiba-tiba matanya melotot seakan mau keluar. Kemudian dia berteriak-teriak
kalap seperti orang kesurupan. Dan memang kesurupan. Adis mengobrak-abrik
kursi, tas, laptop, buku-buku hingga terpelanting menabrak dinding kelas. Pak
Dosen panik. Semuanya panik. Beberapa cowok di dalam kelas itu mencoba
menenangkan Adis. Yang cewek menyingkir ke sudut-sudut ruangan, ketakutan. Adis
mengamuk tak karuan. Lalu, satu persatu orang yang ada dalam ruangan itu
bertingkah seperti Adis. Bahkan, Pak Dosen pun ikut mengamuk. Semuanya
kesurupan. Semuanya meracau. Kecuali seorang cowok berkaca mata tebal. Dia
ketakutan. Dia menghambur keluar kelas mencari pertolongan.
Lalu keesokan harinya tempampang jelas
pada judul koran nasional: Satu Kelas Universitas Semarang Kerasukan Arwah.
***
"Lo mesti lihat ini, Bay,"
Kata Mario. Dia menyerahkan sebuah flasdisk
pada Bayu.
Mario dan Bayu sudah bersahabat sejak
SMA. Mereka pun memilih satu kampus yang sama. Meskipun berbeda agama, Bayu
yang taat menjalankan lima waktu, Mario tak pernah absen ke gereja setiap hari Minggu
kecuali ada halangan yang penting, mereka bisa saling bertoleransi.
"Ini flasdisk milik Adis. Di dalam flasdisk ini, gue kira ada jawaban
kenapa Adis jadi bertingkah seperti itu," kata Mario gamang.
"Dimana lo temukan ini, Yo?"
tanya Bayu. Pandangannya masih tertuju pada pacarnya yang terbujur diam di atas
dipan rumah sakit. Selang infus menjulur ke tanganya. Adis koma setelah
berhari-hari kerasukan roh jahat, begitu kata orang-orang.
"Kemarin,
saat satu kelas kerasukan. Gue berhasil amankan laptopnya, remuk tapi kayaknya
masih bisa diperbaiki. Fd ini nyangkut. Lepi ada di rumah sekarang. Yang bikin
gue kaget file dalam fd ini," ucap Mario sambil membetulkan kacama
bulatnya yang miring.
Bayu segera mengambil laptop di tasnya.
Setelah menghidupkan benda itu, Dia menyolokkan Fd yang diberikan Mario ke
laptop. Di dalam Fd ada sebuah file, rancangan-rancangan skripsi Adis. Tulisan-tulisan
mentah yang acak.
Bayu tercengang dengan isi file
tersebut. Dia seperti dibawa untuk mengingat mitos-mitos dan teori konspirasi.
Rancangan Skripsi milik pacarnya itu
menghidupkan lagi teori-teori lama sebuah sejarah kuno. Judul rancangan skripsi
Adis, "Sinkronitas Simbolisme Satanic Pada Wilhelminaplein"
***
Raga Adis memang sedang terbaring tak
berdaya di rumah sakit. Tapi jiwanya sekarang berada pada sebuah ruangan yang
berpencahaya kelam. Dia tidak bisa bergerak. Tangan dan kakinya diikat pada
sebuah meja datar yang dingin bergambar sebuah pentagram. Orang-orang berjubah
hitam dan bertopeng paruh burung mengerumuninya. Obor-obor menyalakan api di
sudut-sudut ruangan, remang-remang.
Orang-orang berjubah hitam dan bertopeng
paruh burung itu bernyanyi. Sebuah nyanyian pemujaan. Sebuah ritual pemujaan
tengah berlangsung. Adis gemetaran di tempatnya. Dia ingin berteriak namun tak
ada sepatah kata pun yang keluar. Orang-orang itu mengelilingi Adis seolah Dia
adalah pusat gravitasi. Nyatanya, Adis adalah tumbal ritual itu.
Dibakarlah tubuh Adis dengan api dari
obor di tangan seseorang berjubah hitam dan bertopeng paruh burung itu. Tubuh
Adis dilalap api membara. Seperti kayu dalam perapian tua. Adis menjerit putus
asa. Dalam balutan bara api itu, Adis bisa melihat sosok yang lebih mengerikan
dari api yang melahapnya. Sosok yang membuat merinding siapa saja: sebuah
kepala kambing bertanduk tiga. Dia yang disebut-sebut sebagai raja setan:
Baphomet.
***
Bayu dan Mario sudah berada di halaman
depan bangunan bersejarah Lawang Sewu sekitar pukul sembilan malam. Lawang Sewu,
sebuah bangunan kuno peninggalan zaman Belanda terletak di sebelah barat Tugu Muda
Semarang. Salah satu bangunan tua kebanggaan kota Atlas itu dibangun pada 27
Febuari 1904. Bangunan yang terkenal sangat angker. Bahkan pernah dijadikan
lokasi uji nyali beberapa stasiun televisi.
"Membaca catatan Adis, gue jadi
ingat novel yang membahas simbol-simbol pagan di Musium Fatahillah
Jakarta," kata Mario yang juga mahasiswa jurusan sejarah seperti Adis.
Sedikit banyak dia tahu tentang simbol-simbol kabbalah dan teori konspirasi.
"Maksudmu, hal-hal berbau simbol
pagan di Musium Fatahillah juga ada di lawang sewu?" tanya Bayu meminta
keyakinan.
"Bisa jadi. Baik musium Fatahillah
maupun Lawang Sewu adalah bangunan yang dibuat Belanda. Sejak Maret 1602,
Belanda yang menjajah bangsa kita ini lebih terkenal dengan nama VOC. Dan bukan
hal yang rahasia lagi jika VOC adalah organisasi layar Vrijmetselaren, kelompok persaudaraan Freemansory."
"Maksudmu persaudaraan penyembah
setan itu betulan ada?"
"Penyembah setan, pemuja setan atau
okultisme adalah salah satu tuduhan
yang di alamatkan pada kelompok itu. Mason awalnya adalah kelompok persaudaraan
tukang batu di Scotlandia. Dan Mason adalah perkembangan dari kelompok
Illuminati," papar Mario.
"Illuminati? Kelompok persaudaraan
tua yang menjaga kerahasiaan Holly Grail? Maria Magdalena, bunga mawar
milik Yesus Kristus? Cikal bakal dari pasukan templar?"
Mario mengangguk.
"13 Oktober 1307, hari pembantaian
pasukan Templar karena di anggap menyimpang oleh Gereja.”
"Lihat
catatan Adis, dia menyebut tugu muda sebagai The Sacred Sextum,"
ucap Bayu sambil memperlihatkan file catatan pacarnya yang sudah dia pindahkan
dari laptop ke smartphone pada Mario.
"The Sacred Sextum atau Hexagram
adalah simbol Freemason yang sangat terkenal. Simbol penis atau phallus yang sedang ereksi digambarkan
seperti piramida. Kelamin cewek digambarkan sebagai piramida terbalik atau
cawan. Simbol persetubuhan, simbol suci milik Freemason. Monas, Obseliks di
Mesir, Eifel Tower dan masih banyak lagi. Semua itu terinspirasi dari simbol persetubuhan suci milik Freemason. Penyatuan. Phalus dengan Cawan, antara Mars
dengan Venus, antara Maskulinitas dengan Feminitas. Kemudian menjadi simbol Hexagram yang sekarang dikenal sebagai
salah satu simbol terkuat dunia modern," Mario menjelaskan. Bayu kagum
pada kepandaian sahabatnya itu. Dari dulu Mario memang tak bisa lepas dari
buku. Dia kutu buku sejati.
Baik Mario dan Bayu sama-sama memandang
Tugu Muda dari halaman depan lawang sewu dengan perspektif berbeda dari
sebelumnya.
"Ya, meskipun kita ngerti kalau Tugu Muda tidak dibagun di
zaman VOC tapi Freemaason selalu ada di mana-mana. Dari waktu ke waktu. Dari
zaman ke zaman. Menyebarkan energinya ke seluruh dunia,"
Bayu mendesah getir, "Ayo kita ke
dalam untuk membuktikan catatan-catatan Adis."
|
Tugu Muda Semarang Tampak Seperti The Sacred Sextum, perpaduan Mars dan Venus | . |
|
|
|
***
Suasana
Lawang Sewu malam ini tampak sepi senyap. Bayu dan Mario menuju ke gedung utama
Lawang Sewu setelah membayar karcis. Hanya sepuluh ribu. Mereka berjalan dengan
pikiran gelisah. Mereka cuma punya waktu setengah jam sebelum lawang sewu
ditutup untuk umum.
Mereka ingin mencari simbol-simbol Freemason
seperti yang ditulis Adis dalam catatan mentahnya. Seperti beberapa anak tangga
pada gedung utama yang berjumlah tiga belas (angka keramat bagi persaudaraan Freemason),
key stoone (batu kunci) berukiran bunga mawar, Mata Horus, simbol
Hexagram, The Skull and Bone Symbol, simbol Tulang dan Tengkorak. Dan
beberapa undakan dengan kode 666.
Lawang Sewu dengan aura mistik dan
horornya, membuat Bayu dan Mario bergidik ngeri. Sempat terpikir untuk mundur.
Keangkeran lawang sewu sudah mashyur. Konon, seseorang yang masuk ke dalam
gedung sendirian bisa tersesat dan tak bisa menemukan jalan keluar, tersesat ke
dalam dunia lain. Konon, ruangan bawah tanah dijaga oleh seekor ular besar
berkepala manusia. Konon, terowongan bawah tanahnya terhubung sampai ke
singgahsana nyai Ratu Roro Kidul. Sederet penampakan seperti hantu serdadu
Belanda dan noni Belanda. Bahkan suara-suara jeritan di penjara jongkok.
"Mau apa kalian?" Tiba-tiba
seseorang berdiri di depan Mario dan Bayu. Sontak kedua cowok itu terkaget.
Salah satu petugas keamanan. Seorang
lelaki tua yang tampak seharusnya sudah pensiun. Wajahnya pucat, keriputnya
banyak, ada tai lalat di bawah alisnya, besar. Lelaki tua itu memandang mereka
dengan pandangan tidak bersahabat.
"Bocah kok kandanane do angel*," dengus si lelaki tua.
"Punten Pak, Kita cuma mau lihat-lihat sambil foto-foto kok,
Pak," ucap Bayu sopan.
"Ojo goroh. Kalian ini ora
ngerti bahaya gede. Malah digae
dolanan. Kancamu seng wedok kae wes tak kandani tapi ora digubris. Nglakoni
ritual nganti Setane metu. Wes kono do balek. Sholat, jalok seng gae urip ben
do gak kenopo-nopo**."
Bayu dan Mario saling berpandangan,
terkejut atas perkataan Bapak ini. Teman perempuan? Ritual? Setan keluar? Apa
maksudnya?
Bapak itu berbalik lalu berjalan
meninggalkan Bayu dan Mario. Langkah orang tua itu begitu cepat. Bayu berusaha
mengejar bapak tua itu. Namun saat melewati belokan, Bapak tua itu sudah tidak
ada. Seolah lenyap ditelan malam.
Baik Bayu maupun Mario hanya bisa
terkaget-kaget.
"Apa maksudnya kata Bapak tadi?"
ucap Bayu tak mengerti. "Apa yang dia maksud seorang gadis itu adalah
Adis? Lalu ritual apa yang dimaksud? Ritual sehingga setan bangkit."
Mendengar kata ritual, Mario teringat
sesuatu. "Bay, coba pinjam hape lo. Gue mau lihat catatan Adis."
Bayu memberikan hapenya ke Mario. Dengan
wajah serius Mario mencari-cari sesuatu dalam catatan Adis.
"Coba lo denger ini. I see a
little silhouetto of a man. Scaramouche, will you do the Fandango. Thunderbolt
and lightning, very, very fright'ning me. Galileo, Magnifico. I'm just a poor
boy, nobody loves me. Spare him his life from this monstrosity. Easy come, easy
go, will you let me go. Bismillah! No, we will not let you go. Mama mia, let me
go Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me."
Bayu yang hobi karaoke seketika
mengenali kalimat itu. "Itu bukannya lirik lagunya Queen? Bohemian Rhapsodi?"
"Ya, gue juga baru ngeh. Banyak
kontroversi mengenai lagu ini. Salah satu yang paling diyakini, lagu ini
menceritakan tentang ritual pengorbankan seorang anak lelaki untuk sesembahan
Iblis. Ritual dari kelompok Masonik," kata Mario bergidik ngeri.
"Jangan gila lo, Mario? Nggak mungkin Adis melakukan ritual gila
itu. Emang dia cewek pendiam dan misterius. Tapi selama gue pacaran sama dia, nggak ada tanda-tanda dia pernah
melakukan ritual-ritual mistik kayak gitu."
"Bukan," ucap Mario tiba-tiba.
"Maksudnya?" Bayu makin tak
mengerti.
"Adis bukan melakukan ritual
pengorbanan Iblis. Tapi melakukan ritual pemanggilan Iblis," ucap Mario
dengan wajah pucat.
Bayu ingin membantah tapi dia urungkan.
Adis selama ini tampak seperti gadis biasa pada umumnya. Rasanya tidak percaya,
Adis bisa berhubungan dengan hal-hal mistis seperti itu.
"Catatan milik Adis memang tidak
konstruktural. Masih acak-acakan. Masih mentah. Tapi coba lihat yang ini."
Mario menyerahkan hp itu ke pemiliknya.
Bayu membaca pada bagian yang ditunjukan
Mario.
"Pentacle, dupa, lilin-lilin
dan mantra-mantra ini membingungkanku. Tapi aku tetap mencobanya. Dan aku harus
ingat. Jangan pernah memberikan nama lahirku pada mereka atau aku akan celaka."
Bayu membaca catatan Adis secara seksama.
"Lo pernah baca Bartimaeus
Trilogi?" tanya Mario. Bayu menggeleng tidak mengerti.
"Iti novel karya Jonathan Stroud
dari Inggris."
"Hubungannya apa?"
"Gue inget aja, catatan Adis mengingatkan
pada ritual pemanggilan Jin seperti dalam novel itu."
“Ini semakin tak masuk akal! Freemason?
Ritual Iblis? Pemanggilan jin?” Bayu mengerang.
"Ehem." seseorang menepuk
pundak Bayu. Terlonjak kaget Bayu dan Mario. Lagi-lagi seorang penjaga gedung
Lawang Sewu.
"Maaf Mas. Mau ditutup." ucap
si Penjaga. Seorang lelaki muda berkulit hitam.
"Ya, Mas." Ucap Bayu. Akhirnya
Bayu dan Mario tidak bisa melanjutkan tujuan mereka, membuktikan simbol-simbol
Satanic di lawang sewu. Mereka memutuskan untuk pulang.
"Mas, Bapak penjaga yang punya tahi
lalat di bawah alis sekarang dimana? Saya mau ngomong sama beliau," kata
Mario.
Dengan wajah bingung, si Penjaga berkata,
"Bapak penjaga yang mana, Mas? Malam ini saya sendirian yang jaga."
Baik Mario dan Bayu saling berpandangan
getir. Mereka ngacir.
***
Bayu mengendarai scoopy putihnya menuju
ke kostnya. Mario membonceng di belakang.
Dalam perjalananan Mario sibuk dengan
pikirannya. Banyak hal yang mengganggu pikirannya. Banyak pula rahasia yang dia
simpan. Ia yang diam-diam mencintai Adis, pacar sahabatnya itu. Tak mungkin dia
merebut Adis dari Bayu. Perasaan itu sering membuatnya tersiksa. Antara cinta
dan persahabatan. Tiap hari Mario dihantui perasaan gelisah. Walau pada
akhirnya dia memilih untuk mempertahankan persahabatannya dengan Bayu. Menutup
rapat-rapat perasaannya.
Pula dengan rahasia mengapa hanya dia
yang tidak kerasukan ketika satu kelas mengalami kerasukan. Jimat sero, ia
yakin karena jimat pemberian kakeknya itu. Jimat itu memang terbuat dari ekor Sero.
Garangan. Kakeknya memberikan jimat itu ketia dia berumur dua belas tahun. Dan
sejak membawa jimat itu kemana-mana banyak lucky
yang terjadi. Pernah ia tertabrak sebuah Sedan saat bersepeda. Tak terluka
apa-apa ia, padahal sepedanya remuk. Pernah juga seseorang melemparkan batu ke
arahnya saat terjadi tawuran antara SMA-nya dengan SMA sebelah. Kurang semili
batu itu menghamtam kacamatanya, meremukkam matanya.
Mario juga ingat beberapa hari yang lalu
dia begitu dekat dengan Adis. Pacar sahabatnya itu sering menghabiskan waktu
bersamanya. Berdiskusi, membahas sejarah kelompok Mason, sejarah Lawang Sewu,
peranan VOC dan ritual-ritual kuno. Awalnya Mario hanya menganggap diskusi
mereka itu hanya soal menambah wawasan untuk memperkaya tugas skripsi mereka.
***
"Bay, belok. kita ke rumah sakit,"
kata Mario tiba-tiba.
"Apa nggak kemaleman? Di sana sudah
ada keluarga Adis yang jagain."
"Perasaan gue nggak enak. Nggak
tenang," kata Mario gelisah.
"Yaudah, gue belok. Sebenernya gue
juga nggak tenang."
***
Ada kegaduhaan di kamar tempat Adis
dirawat. Tampak suster, petugas kebersihan, Pak Satpam, kakak lelaki dan adik
lelaki Adis, mereka sedang memegangi tubuh Adis yang kelonjotam. Kedua tangan dan
kaki Adis diikat pada ujung-ujung tiang dipan. Mario dan Bayu yang baru sampai
langsung panic melihat tragedy ini. Apa yang tengah terjadi?
Adis kembali kerasukam roh jahat. Itu
informasi yang langsung Bayu dan Mario dapatkan.
"Ustazd akan segera datang," kata kakak lelaki Adis. “Dia sudah
setengah jam seperti ini. Ini bukam penyakit biasa. Ini kerasukan roh jahat.”
Aarrrrg...
Aarrrrrg... Adis gelonjotan.
Tak lama kemudian Ustazd Sulaiman datang, setengah berlari.
"Tolog Ustazd Adik saya,"
Aaarrg...
Aaaarg...
"Tolong bantu saya, baca ayat kursi
sebanyak-banyaknya," Ustazd Sulaiman berujar. Suaranya tegas, tapi penuh
kekuatan.
***
"Aku, Hamba Iblis. Dengarkan!!
kalian cucu-cucu Adam. Putra Iblis akan segera bangkit. Kalian akan binasa.
Hahaha," kata suara dari dalam tubuh Adis membahana.
"Siapa putra Iblis itu wahai hamba
Iblis yang terkutuk." kata Ustazd Sulaiman tanpa sedikit pun gentar.
Suara dari dalam tubuh Adis
meraung-raung.
"Satu menyebut dia Baphomet. Yang
satu menyebut dia..."
" ... "
"Daajjjjaaalllll"
Demi terdengar nama itu menggema,
dinding bergetar, kaca pecah, semua orang yang ada di situ terlempar beberapa
meter dari tempatnya, seperti bom molotov telah meledak dahsyat di dalam kamar
itu.
Jepara,
19 September 2017
* Bocah kok sulit dikasih tahu.
** Jangan bohong. Kalian ini tidak tahu
bahaya besar. Malah dibuat main-main. Temen cewekmu itu sudah saya kasih tahu
tapi tidak digubris. Melakukan ritual sampai setannya beneran keluar. Sudah,
sana pada pulang. Sholat, minta pada Tuhan biar semua baik-baik saja.
Penulis,
Havidz Antonio